fbpx
Skip to content

Antasari Place

Antasari Place

Home » Beberapa Penyebab Polusi Udara

Beberapa Penyebab Polusi Udara

beberapa penyebab polusi udara

Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir, harus menghadapi masalah polusi udara yang kian memprihatinkan. Berdasarkan laporan IQAir pada 2022, Indonesia menempati peringkat ke-26 sebagai negara dengan tingkat polusi tertinggi di dunia, dengan skor 89 dan rata-rata PM2,5 mencapai 30,5 μ/m3. Angka ini 6,1 kali lebih tinggi daripada batas aman yang ditetapkan WHO, yaitu 5 μ/m3.

Jika permasalahan ini tidak segera diatasi, polusi udara dapat semakin mengancam kesehatan masyarakat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara bahkan menyebabkan tujuh juta kematian dini secara global, termasuk 600.000 di antaranya adalah anak-anak.

Lantas, mengapa masalah polusi udara bisa terjadi? Simak artikel ini untuk memahami beberapa penyebab polusi udara di Indonesia!

Transportasi

Transportasi merupakan salah satu penyebab utama terjadinya polusi udara di banyak negara, termasuk Indonesia. Kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti bensin dan diesel, menghasilkan emisi gas buang yang mencemari udara.

Mesin kendaraan melakukan proses pembakaran sehingga menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang menyumbang pada pemanasan global. Selain itu, kendaraan bermotor juga menghasilkan nitrogen oksida (NOx) dan partikel-partikel kecil (partikulat) yang dapat membahayakan kondisi pernapasan manusia.

Per 26 Maret 2023, Korlantas Polri melaporkan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Indonesia yang terdaftar mencapai lebih dari 154 juta unit, naik sebanyak 1,09% dari Januari 2023 yang mencatat lebih dari 152 juta unit. Angka yang fantastis ini bahkan telah melampaui setengah dari total populasi masyarakat Indonesia yang mencapai 276 juta lebih jiwa. 

Melihat lonjakan jumlah kendaraan bermotor yang signifikan, bukanlah suatu kejutan bahwa banyak kota besar di Indonesia mengalami kemacetan lalu lintas hampir setiap hari. Kondisi ini mengakibatkan mesin kendaraan menghasilkan lebih banyak emisi gas buang yang dapat mencemari udara. Karenanya, tak heran jika polusi udara yang parah lebih sering terjadi di daerah perkotaan.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Penggunaan batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap juga menjadi faktor utama yang memicu polusi udara di Indonesia. Menurut Endcoal.org, pada 2006-2020, tercatat setidaknya 171 PLTU berbahan bakar batu bara yang beroperasi di Indonesia dengan total kapasitas mencapai 32.373 megawatt.

PLTU ini adalah penyumbang utama emisi karbon dioksida (CO2) di Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh laporan International Energy Agency (IEA) yang menunjukkan bahwa 51% dari total emisi CO2 di Indonesia berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara.

Selain itu, proses pembakaran batu bara pada PLTU juga menghasilkan sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan zat-zat berbahaya lainnya yang memperburuk pencemaran udara.

Perlu diketahui, kontribusi penggunaan batu bara terhadap total energi nasional di Indonesia mencapai 30% pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut, 44% digunakan untuk kelistrikan, 24% untuk industri, 24% untuk transportasi, dan 5% untuk rumah tangga. Jika hal ini tidak segera diatasi, berbagai zat pencemar udara akan terus menumpuk di atmosfer dan mengancam kesehatan masyarakat.

Industri

beberapa penyebab polusi udara

Industri, khususnya yang melakukan proses produksi menggunakan bahan bakar fosil, memiliki peran yang signifikan dalam menyebabkan peningkatan polusi udara di Indonesia. Sejumlah proses industri, yang mencakup proses pembuangan limbah, penggunaan bahan kimia, dan pembakaran bahan bakar, dapat menghasilkan emisi gas beracun.

Mulai dari karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), hingga partikel-partikel halus, semua gas ini terlepas ke atmosfer sehingga menyebabkan pencemaran udara dan meracuni lingkungan serta masyarakat di sekitar pabrik.

Pertambangan

Hingga akhir 2020, Indonesia tercatat memiliki cadangan batu bara sebanyak 34,87 miliar ton. Indonesia juga menjadi salah satu produsen dan eksportir batu bara terbesar di dunia dengan total produksi mencapai 450 juta ton per tahun. Sayangnya, di balik jumlah yang menakjubkan tersebut, pertambangan menyebabkan dampak serius terhadap peningkatan pencemaran udara.

Aktivitas pertambangan, seperti peledakan, penebangan hutan, pengangkutan, dan pengolahan hasil tambang, menghasilkan partikel debu yang sangat halus yang dapat mudah tersebar melalui udara.

Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil dalam proses pertambangan mengeluarkan gas beracun seperti nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), merkuri (Hg), dan gas-gas lainnya yang dapat memperburuk polusi udara, mencemari lingkungan sekitar, dan mengancam kesehatan masyarakat Indonesia.

Demikianlah uraian mengenai beberapa penyebab polusi udara di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mendorong kerja sama antara masyarakat dan sektor-sektor industri. Langkah-langkah seperti menggunakan transportasi umum lebih sering, beralih ke penggunaan energi alternatif, mengurangi konsumsi listrik, dan memilih produk yang ramah lingkungan.

Semua upaya kecil ini bisa dijalankan bersama-sama demi mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat di masa depan.